Pages

Selasa, 26 Oktober 2021

Pola Merajut Baju Knitting Gratis (Free) : Mamaika Tee

Balik lagiii!!!! Kali ini dengan konten merajut.
Ini lanjutan dari pos gue sebelumnya soal belajar merajut knitting dari Youtube, di mana gue sebenernya nggak ngajarin apa-apa siiiy, cuma kasih tautan video Youtube milik orang lain, yang gue harap bisa memperkenalkan kalian dengan dunia merajut knitting. Di youtube memang banyak banget orang baik yang membagikan teknik-teknik merajut beneran dari nol sampai jadi. Waktu gue pos itu, kondisi belum kayak sekarang ya, karena dipos di 2019. Naaah... Saat ini gue ingetin lagi, berharap kalau-kalau ada yang tertarik dan dapat ilmu baru, dan kali aja bisa jadi sumber penghasilan kaaan....

Setelah itu, buat yang sudah mulai praktik merajut knitting dan mungkin sudah terbiasa merajut melingkar (kayak bikin topi, cowl, atau baju), gue punya pola buat bikin baju yang simpel tapi enak buat dipakai, cocok buat iklim tropis kayak di Indonesia ini, dengan benang yang dapat dibeli di penjual benang lokal dengan harga terjangkau.


MAMAIKA TEE


Pola hak cipta milik Martina.


Nama pola ini Mamaika Tee karena gue sebenarnya membuat baju ini pertama kali buat mamanya temen gue, Ika. hahahaha. Cara rajutnya dari atas ke bawah, dimulai dari leher ke bahu, lalu nanti dipisah untuk masing-masing lengan. Stitches untuk lengan dipindah dahulu dengan benang sisa sementara kita lanjut merajut badan secara melingkar sampai selesai. Setelah bagian badan selesai, kerjakan bagian lengannya satu persatu sampai selesai. Selesai deh. Simpel kan?

Benang:
  • Qiuknit Kasmilon Fingering (Benang Utama)
  • Ichkler Cotton Lace (Benang bagian Yoke)
Bisa pakai dua benang berukuran fingering, mau dua-duanya warna polos atau satu sembur satu polos. Bahan bisa diganti benang bambu, benang katun, benang rayon, boleh. Asal ukuran fingering. Kalau pakai lace nanti bajunya jadinya bolong-bolong karena rajutannya terlalu longgar. Kalau mau pakai kamisol di dalamnya sih boleh-boleh aja tapi ya. 

Jarum:
  • 40 cm circular needle 3,75mm 
  • 120 cm circular needle 3,75mm
  • DPN 3,25 mm buat bind off, atau jarum jahit kalau mau pakai tubular bind off.
Perlengkapan tambahan:
  • 3 marker (bisa pakai apa saja. Kalau gue pakai potongan sedotan dipotong setipis mungkin). Untuk BOR mending pakai marker beda dari yang lain. Kalau gue pakai sedotan boba, sedangkan sisanya pakai sedotan kopi hehehe.
  • 3 benang sisa dengan ukuran benang sedikit lebih besar dari benang yang kamu rajut, seukuran lingkar lengan lebih sedikit 2 benang dan seukuran lingkar badan lebih sedikit 1 benang. Fungsinya buat menahan rajutan lengan ketika kita merajut badan, dan menahan rajutan badan kalau kita mau fitting. Karena kita pakai benang fingering, enakan pakai benang DK untuk benang ini. Gue pakai sisa benang soft cotton big ply dari Moon and Yarn.
  • Jarum jahit untuk memasang benang untuk menahan rajutan. 
  • Jarum rajut ukuran lebih kecil dari yang dipakai untuk merajut, bisa pakai DPN 3,25 mm atau circular needle, tergantung ketersediaan di rumah. Fungsinya untuk mengembalikan rajutan yang ditahan benang sisa ke jarum rajut utama.

Gauge:
23 stitch x 24 rows = 10 cm x 10 cm belum diblok.

Singkatan:
BOR : Beginning of Round (stitch pertama setiap baris)
K : Knit
P : Purl
M1L : Make 1 Left
M1R : Make 1 Right
K2Tog : Knit 2 together
SKK : Slip-slip Knit 
 

Minggu, 11 Juli 2021

[SHARING] Ketika Nana Operasi Miomektomi

 Halo!!!

Lama nggak jumpa!!!

Iya, banyak banget yaaa hal-hal yang terjadi dua tahun belakangan ini. Gara-gara Covid-19, udah setahun lebih kita "dipaksa" untuk lebih banyak di rumah dan jaga jarak denga teman-teman dan kerabat kita, mendadak laptop dan sambungan internet yang stabil menjadi dua hal yang esensial karena kerja dari rumah butuh banget dua hal ini.... Trus banyak juga lah cerita-cerita lainnya. Susah maupun senang, gue berharap semua jadi pelajaran yang positif buat kita semua ya...

Ngomong-ngomong soal pelajaran positif, gue juga mau berbagi cerita soal sesuatu yang lumayan mencengangkan, menegangkan, tapi juga surprisingly good buat gue. Seperti judul pos ini, kalian bisa nebak lah ya.... Gue terpaksa menjalani operasi miom. Miom tuh apaan? Kenapa harus dioperasi? Emang bahaya kalo nggak dioperasi? Nah ini yang mau gue ceritain. 

Tapi inget ya, gue cerita lebih ke pengalaman gue sebagai pasien, dengan pengetahuan seadanya yang gue dapet dari penjelasan dokter dan googling, dan kondisi tubuh gue sendiri, jadi subjektif banget dan ga bisa kalian jadikan patokan untuk treatment kalian seandainya kalian mengalami hal serupa dengan gue.

Siap???

Semua berawal dari sekitar Oktober-Desember 2020 lah ya kira-kira. Di tahun 2020, kantor gue memberlakukan full WFH sejak bulan Maret sampai Juli, lalu setiap bagian dibagi 2 tim untuk masuk bergantian seminggu-seminggu. Jadi kalau Tim A minggu ini masuk kantor, Tim B kerja di rumah, dan sebaliknya. Tapi di bulan September, karena mengikuti kebijakan pemerintah, kantor gue full WFH lagi sebulan, baru masuk di Oktober dengan sistem Tim A-Tim B lagi. Selama WFH, gue lebih banyak bekerja duduk di depan laptop dengan jam kerja justru nggak terkontrol. Bahkan Sabtu-Minggu pun dipake buat kerja. Kurang bergerak, makan sekenanya, tidur juga sekenanya ngebikin badan gue menggendut. Banget, terutama di area perut. Gue sempet sih rajin senam ngikutin video-video di Youtube, tapi nggak berkelanjutan juga. Berat gue paling berat mencapai 80 kg. Buset, padahal sebelum adanya Covid-19 ini seinget gue berat badan gue di 74 kg, yang mana udah termasuk obesitas juga untuk tinggi badan gue yang cuma 158 cm. 

Sejak mulai masuk kerja lagi dan menyadari bahwa celana-celana kantor mulai sempit--bahkan ada yang gak muat!!!--gue pun memutuskan untuk mengganti konsumsi nasi dengan shirataki rice, yang bisa dibeli di toko-toko online. Katanya, shirataki rice ini kalorinya cuma 0 kkal bok, jadi bisa banget bantu gue defisit kalori. Gue juga perbanyak makan sayur dan strict makan malam ga lewat dari jam 5 sore. Dengan cepat, berat badan gue turun ke 76 kg. Punuk di bawah leher terasa mengecil, lengan mengecil, kaki mengecil, tapi perut gue kok tetap melendung? Dan keras? Waduh!!! Malah mungkin karena lemak di perut udah menghilang, kerasnya malah terasa abnormal?? Gue lalu mulai menghentikan makan shirataki rice, ngeri juga jangan-jangan gue ketipu beli shirataki plastik, dan plastiknya mengendap di perut gue. Soalnya itu doang alasan paling masuk akal dari mengerasnya perut gue kan? Haduh... ya udahlah gue mulai coba balik makan nasi. Yang terjadi, perut gue membesar kayak orang hamil dan BAB gue nggak lagi padat. Pipis pun nggak tuntas, ngebikin gue sering banget bolak-balik WC. Dan mulai bulan Desember, gue mengalami sakit pinggang dan perut yang amat dahsyat dibanding biasanya pas PMS, di mana gue kalo PMS tuh biasanya nyaris nggak pernah sakit di area situ, paling lebih ke kulit kering dan kayak gejala flu.

Awal Februari 2021, gue akhirnya memberanikan diri buat periksa ke dokter umum di RS Puri Cinere yang dekat rumah. Kenapa lama amat sih baru Februari periksanya? Jadi gini ya.... pekerjaan gue dari akhir tahun itu sedang banyak-banyaknya dan nggak bisa ditinggal, dan otak gue pun memang fokus buat kerja. Kedua, di masa pandemi ini sebenernya gue takut ke rumah sakit karena rumah sakit kan justru tempat berkumpulnya orang sakit yang belum jelas sakit apa kan (makanya mereka ke sana buat periksa). Tapi di awal Februari, kerjaan lagi lumayan berkurang dan perut gue makin besar sampai gue nggak bisa tidur telentang karena kulit perut berasa tertarik banget, jadi gue putuskan sudahlah ke rumah sakit aja pake jaket waterproof dan masker rapat-rapat. Gue milih ke dokter umum karena gue pikir ada masalah di usus gue kan... Lalu gue bertemu dengan dr Ireine. Dokter ini bukan langganan gue, karena gue nggak punya langganan sih, tapi dokter ini beneran ramah dan perhatian banget. Dia kaget pas megang perut gue, tapi dia nggak bisa pastiin apa penyebab kerasnya perut gue. Jadi dia merujuk gue ke bagian radiologi untuk USG. Tapi karena syarat USG adalah harus puasa 8 jam dan bagian radiologi udah mau tutup, gue baru bisa USG besok paginya.

Besok paginya, setelah minum air banyak-banyak dan berasa pengin pipis, gue baru di-USG. Katanya sih biar sekalian ketahuan kondisi kandung kemihnya pas lagi penuh. Ini kan USG buat nyari problemnya di mana ya, jadi akan diliat mulai dari kandung kemih, ginjal, rahim, liver, pokoknya daerah perut situ deh. Dan ketahuan lah kalau sumber mengerasnya perut gue adalah karena ada "massa solid hipoechoik intra abdomen... agaknya berasal dari uterus dengan ukuran sekitar 18,7 x 18,5 x 12,6 cm". Pada hari hasil USG keluar, dr. Ireine lagi nggak praktik di RS Puri Cinere, tapi sungguh ni dokter baik banget. Dia nelepon gue dan bilang kalau dia udah ngeliat hasil USG gue, dan dia menyarankan gue segera cari dokter Ginekolog Onkologi atau yang di belakangnya ada titel SpOG (K). Kebetulan RS Puri Cinere nggak punya dokter ini, jadi gue harus cari di rumah sakit lain. Dia nyaranin nama dokter di beberapa rumah sakit di kota Depok, tapi gue nemu satu dokter di RS Prikasih, yang mana lebih deket dari rumah gue ketimbang rumah sakit di kota Depok, walaupun Cinere itu Depok yaa... Namanya dr. Taufik Zain Sp. OG (K), dan jadwal praktiknya kebetulan di hari itu juga. 

Kamis, 11 Juli 2019

Nana di Penang Pt 1 : Penang pun Punya Pantura

Yak, satu lagi cerita tentang travelling yang sebenernya udah lumayan basi karena gue perginya di bulan Maret ini tapi baru sempet cerita sekarang.

Penang selalu dikenal orang Indonesia sebagai tempat berobat. Kalo ke dokter di Indonesia penyakit nggak sembuh-sembuh, ke Penang aja! Mau medical check up, ke Penang aja! Dan itu juga yang dulu gue tau soal Penang ini. Gue bahkan sama sekali nggak tahu di mana letak Penang di peta Malaysia. Tetapiii... setahun terakhir entah kenapa kok segala macam yang gue denger, gue lihat, selalu berkaitan dengan Penang. Nonton vlog kuliner taunya ngebahas Penang. Ngeliat postingan bos lagi makan duren, eh di Penang. Dan terakhir, film Crazy Rich Asian yang salah satu adegannya diambil di Blue Mansion di George Town. Duh! Lalu gue mulai penasaran dan browsing-browsing dong yaa... Eh kok kayaknya menarik, apalagi daerah George Town yang bernuansa kota tua. Kebetulan gue suka daerah berarsitektur tua--makanya nggak heran gue seneng banget nginep di daerah Harmoni di Jakarta. Lalu tanpa pikir panjang, pas ada tiket promo Malaysia Airlines, gue langsung beli tiket PP Jakarta-Penang dengan transit KL di harga rp900 ribuan sajah. Iya murah, tapi buat keberangkatan setahun berikutnya. Abis masukin kode kartu kredit, barulah kesadaran datang bertubi-tubi: Lah, berangkat tahun depan, emang gue masih tertarik sama Penang? Trus gue pergi sendiri, apa nggak takut? Nggak ada kerabat sama sekali lho di Malaysia!!



Iya, buat gue, Penang beda sama Singapore. Kalo di Singapore gue muter-muter sendiri sih nggak apa-apa karena gue udah hafal MRT-nya dan di sana juga ada teman buat dimintain tolong kalau gue kenapa-kenapa. Lhaaa Penang???!!!! Selama hampir setahun, gue galau. Mau batal pergi kok sayang uangnya dan penasaran juga sebenernya sama Penang... Jadi akhirnya gue mulai nonton dan baca segala hal tentang Penang dan pelan-pelan nyusun itinerary. Perjalanan gue cuma 4 hari dengan 2 hari pasti habis buat penerbangan, jadi waktu efektif gue jalan-jalan cuma 2 hari. Apa sih yang paling gue mau liat? Apa sih yang kira-kira bakal paling nyenengin buat gue di sana?

Setelah browsing-browsing, buat gue, yang paling bikin gue tertarik adalah STREET ARTS. Yep, street arts-nya. Ternyata di George Town itu banyak banget grafiti lucu-lucu yang terletak di gang-gang sempit atau tembok antar-toko yang berfungsi buat menarik turis yang jalan kaki di daerah George Town. Kedua, tentu saja Cheong Fatt Tze Blue Mansion yang jadi tempat syuting Crazy Rich Asia itu. Pengin banget gue ke sana! Dua itu yang utama. Maka gue menyusun bahwa di hari kedua gue di Penang gue harus ke Cheong Fatt Tze Blue Mansion dan hari ketiga abisin waktu seharian buat cari street arts. Baru setelah itu destinasi lain nyusul disusun.

Singkat cerita, berangkatlah gue ke Penang, naik Malaysia Airlines transit di KL dulu. Sampai di Penang udah lumayan sore, tapi untung proses keluarin bagasinya cepet dan bandaranya memang nggak besar. Sebenarnya dari bandara ini gampang banget cari bis ke George Town (tinggal naik Rapid Penang 401 atau 401E sampai Komtar), tempat hotel gue berada. Tapi karena gue ingin sampai hotel secepat mungkin dan ngeri nyasar, gue pun memutuskan pakai Grab aja. Berdasarkan kata orang-orang, Penang itu Grab-friendly banget, jadi gue pun langsung buka aplikasi Grab yang langsung berubah jadi versi Malaysia. Oiya, gue nggak beli kartu SIM baru karena gue pake XL Prio Pass ya. Nggak perlu utak-atik lagi, provider langsung menyesuaikan. Sip deh! Bayarnya pakai cash aja, sekitar 30 RM. Nggak pake lama nunggu karena bandaranya emang nggak gede-gede banget, sopir Grab yang keturunan India datang dan membantu memasukkan koper ke bagasi mobil. Kami pun berangkat.

Oh iya, Penang ini merupakan negara bagian Malaysia yang terbagi jadi dua wilayah, di Pulau Pinang dan di benua Asia. Penang International Airport, sama seperti ibu kota negara bagian Penang, George Town, terletak di Pulau Pinang dan gue juga cuma muter-muter di pulau ini, nggak nyeberang pulau. Jadi cerita gue hanya seputar Pulau Pinang yaaa...
Peta Pulau Pinang. Bandara itu di Bayan Lepas. George Town di atas.

Balik ke cerita nge-Grab perdana, karena letak Penang International Airport di ujung bawah sedangkan Georgetown di ujung atas, maka perjalanan lumayan panjang dan selama perjalanan gue ngeliat daerah pemukiman warga yang sebenarnya nggak beda jauh dengan Jakarta. Penang nggak bersih-bersih dan rapi-rapi amat, tapi terasa hangat dan hidup dan gue suka banget suasana seperti ini. Waktu di Penang sejam lebih cepat dari Jakarta, sama seperti Singapura, membuat Penang punya jam sunset yang lebih malam. Jam tujuh malam, langit baru semburat jingga. Dan gue pun akhirnya sampai di hotel.


Hotel gue mungil tapi cantik. Di ujung jalan ada food court yang udah buka pagi-pagi dan jual paket sarapan yang muraaah banged!
iStay Hotel, tempat gue menginap, terletak di Jalan Rangoon, memiliki arsitektur jadul. Rata-rata bangunan di George Town memang bernuansa jadul sih, makanya dapet gelar UNESCO Heritage. Sengaja gue menginap di sini karena gue nggak mau berada di tourist area banget, dan ternyata merupakan pilihan tepat karena selama jalan-jalan di daerah ini, gue banyakan ketemu warga lokal ketimbang turis, bahkan sempet ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang.

Penang punya banyak food court dan restoran dengan harga yang amaaat sangat terjangkau, nggak heran tempat ini jadi destinasi wisata kuliner. Di daerah hotel gue, terdapat food court yang menjual berbagai macam makanan mulai dari roti srikaya, martabak, kwetiau, sampai sea food. Buka dari sekitar jam 7 pagi sampai malam dan selalu ramai. Nggak jauh, ada restoran prasmanan Chinese food. Lalu, ada Nasi Kandar Pelita yang buka 24 jam dan menjual masakan halal. Agak jauh, ada restoran dim sum yang hanya buka pagi sampai jam 2 siang. Soal makanan akan gue ceritain di pos kedua ya. Untuk pos ini, gue akan fokus ke tempat wisatanya.

bangunan model gini banyak banget di George Town


Senin, 10 Juni 2019

Belajar Knitting dari Youtube

Hai! Jumpa lagi setelah setengah tahun (haha!!) dengan gue. Yep, emang deh sejak laptop gue bermasalah sama baterai dan belum gue apa-apain, nasib blog ini jadi nggak jelas banget. Tapiiii.... kali ini gue mau cerita soal hobi merajut gue yang sebagian besar gue pelajari secara otodidak dari... YOUTUBE!!!! Mungkin berguna buat orang-orang yang udah penasaran pengin ngerajut tapi bingung harus belajar dari mana dan gimana cara memulainya.

Zaman sekarang, apa saja bisa dicari di internet. Belajar apa pun yang kita tertarik udah bukan lagi hal yang sulit dan bisa dilakukan secara gratis, asal kita punya koneksi internet yang lancar dan cepat. Tinggal buka google, masukkan kata kunci, dan YAP! Sederet tautan terkait hal tersebut pun sudah langsung muncul, siap kita klik. Salah satu tempat favorit gue untuk belajar adalah Youtube, karena bentuk penyampaian materinya dengan video, jadi kita bisa belajar lengkap secara visual maupun audio. Kalau kita ketinggalan langkah, tinggal rewind. Kalau kita merasa bingung dengan satu video, tinggal cari video tutorial lain. Kalau masih bingung, tinggal tanya di komentar dan nanti si pembuat video atau penonton lain yang mengerti akan membalas dan membantu kita. Salah satu yang bisa kita pelajari di sini adalah merajut dengan teknik knitting.

Knitting adalah hobi gue sejak zaman masih kuliah dulu niiih. Knitting ini beda dengan crochet ya, teman-teman. Kalau crochet menggunakan alat bernama hakpen yang ada kaitnya, maka knitting ini mengenakan dua jarum rajut dengan teknik pengerjaan memindahkan benang dari satu jarum ke jarum lainnya dan seterusnya untuk naik tingkat. Awal perkenalan gue dengan knitting dulu adalah karena gue iseng mampir ke toko rajut di mal dekat rumah. Kalau beli alat atau benang di sana, kita bisa belajar gratis dan memilih pola yang tersedia di sana. Penjaga toko akan membantu kita belajar sampai selesai satu project, biasanya dimulai dari syal dengan pola sederhana yang berguna untuk meluweskan tangan kita. Seru, tapi berubah jadi nggak seru ketika si penjaga toko yang jago knitting tiba-tiba berhenti. Dan sejak itu, ilmu gue pun stuck sebatas merajut syal sederhana....

Setelah bekerja, gue ketemu teman di kantor yang hobi knitting sekaligus punya toko online peralatan merajut. Karena kangen knitting dan lapar mata ngeliat benang-benang lucu, gue pun belanja banyak di situ. Tapi terus bingung mau ngapain. Bikin syal dengan teknik begitu-begitu aja, bosen. Lalu isenglah gue browsing Youtube dan WOWW!!!! Ternyata video tutorial knitting ini banyak banget!!

Sebelum gue membagi-bagikan referensi video Youtube yang bisa teman-teman tonton kalau teman-teman berminat belajar knitting, gue akan kasih info-info dasar untuk knitting dulu yaa... 

JARUM

Jarum knitting ini banyak modelnya, ada yang single pointed needle atau straight needle yang di satu sisi lancip tapi sisi lainnya tertutup untuk mencegah benang yang sedang dikerjakan lolos. Biasanya jenis jarum ini berguna untuk project yang cuma lurus dan nggak terlalu lebar macam syal. Ada double pointed needle, di mana dua sisi jarum lancip, biasa berguna untuk membuat rajutan yang bulat seperti topi atau kaos kaki, tapi hati-hati benangnya lolos! Lalu ada circular needle di mana di satu ujung jarumnya lancip, di ujung lainnya terdapat kabel untuk menghubungkan satu jarum dengan jarum lainnya. Menurut gue, jarum jenis circular ini paling nyaman digunakan karena bisa buat project apa aja terutama yang lurus macam syal atau selimut. Buat topi juga bisa, karena kabelnya bisa ditarik-ulur. Circular needle punya kabel yang panjangnya beragam yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.

Jenis-jenis jarum knitting. Sumber di sini.

Tentang bahan, ada yang besi ada pula yang bambu. Gue pribadi suka bambu karena lebih kesat dan benang nggak mudah lolos. Tapi jeleknya, jarum bambu mudah patah kalau kita terlalu menekan. Untung harganya murah :P  Oiya, kalian bisa beli di toko-toko online di tok*pedia atau sho*ee yaaa untuk jarum rajut ini. Beli per set oke, tapi mungkin kalian ga butuh seluruh ukurannya. Jadi, mending tentuin dulu benang yang akan kalian gunakan dan mau bikin apa. Untuk circular needle, tentu project bikin selimut dan syal yang punya lebar berbeda membuat kalian butuh panjang cable yang berbeda.

Jumat, 14 Desember 2018

5 Penyanyi Favorit di Tahun 2018

Setelah buku favorit, kali ini gue mau bagiin 5 penyanyi favorit yang lagunya banyak gue dengerin di 2018. Kalau kalian udah baca blog ini, kalian tentu udah bisa menebak kalau gue Kpopper yaa... Dan memang, banyak lagu yang gue suka adalah lagu Kpop. Tapi tenang aja, gue nggak cuma dengerin Kpop kok... Lagu-lagu dari artis Indonesia juga banyak yang oke dan mengisi hari-hari gue selama tahun 2018--terutama selama di bis dari dan ke kantor. Daaaan... Inilah favorit gue!!!!

1. NCT

NCT adalah grup cowok terbaru dari SM Entertainment yang debut tahun 2016 dengan konsep unlimited baik dari jumlah member, sub-unit, dan juga jenis musik. Di tahun 2018, ada 4 sub-unit yang aktif, yaitu NCT 2018, NCT U, NCT 127, dan NCT Dream. Banyak kan? Iya. Bedanya apa? NCT 2018 adalah sebutan untuk seluruh member NCT yang aktif di satu tahun dan untuk tahun 2018 ini ada 18 member yang aktif. NCT U adalah unit dengan member yang bisa dibongkar-pasang sesuai genre musik yang dibawakan. NCT 127 adalah unit tetap yang aktif dan fokus ke pasar Korea Selatan dan Jepang. NCT Dream adalah unit yang terdiri dari anggota di bawah 20 tahun dengan musik yang menggambarkan usia remaja. Bingung? Makanya nggak usah dipikirin, nikmati aja! Hehehe.

Di tahun 2018, lagu-lagu NCT yang sering menemani gue adalah NCT U Taeyong & Ten - Baby Don't Stop yang seksi dan NCT Dream - We Go Up yang enerjik banget.


Video klip yang dibikin di Ukraina ini buat gue memanjakan mata sekaleeee.... Tapi cuma denger audionya juga enak karena musiknya easy listening dan perpaduan suara Ten yang lembut dan Taeyong yang gahar tuh asyik banget!


NCT Dream adalah sub-unit favorit gue karena semangat mereka dan album We Go Up punya lagu yang beneran enak-enak semua!

Kalian bisa dengar lebih banyak lagu NCT di Spotify.

2. WINNER

Winner adalah grup cowok 4 orang dari YG Entertainment yang debut di tahun 2014 dengan jumlah member 5 orang. Sayang mereka kemudian hiatus karena salah satu member sekaligus motor grup, Nam Taehyun, dikabarkan menderita gangguan psikologis dan keluar dari grup. Sisa 4 orang, Winner baru comeback di tahun 2017 dengan 4 single beraliran musik baru yang booming banget (Really Really, Fool, Island, Love Me Love Me). Di tahun 2018, mereka juga mengeluarkan full album Everyd4y dengan lagu jagoan Everyday.

Yang gue suka dari Winner adalah musik mereka yang easy listening--nggak ribet--dan suara duo vokalis, Kang Seungyoon, dan Kim Jinwoo. Suara mereka berdua kontras banget, sementara Seungyoon punya suara powerful, Jinwoo justru punya suara lembut.

Lagu favorit gue Really Really yang keluar di tahun 2017 dan Air, yang merupakan lagu kedua di album Everyd4y.


Kalian harus juga nonton live performance mereka. Dance-nya asyik banget!


Lagu Air yang bercerita tentang betapa Winner sangat menghargai kehadiran fans yang tetap tinggal di saat-saat susah mereka seperti udara ini sebenarnya terinspirasi dari air purifier yang Seung Yoon terima dari fans. Fans benar-benar jadi inspirasi banget buat mereka!

Kalian bisa dengar lebih banyak lagu Winner di Spotify.

Sabtu, 08 Desember 2018

3 Buku Favorit Gue di Tahun 2018

Tahun 2018 sebenarnya merupakan tahun yang agak menyedihkan dalam hal hobi membaca buku gue. Sepertinya, ketimbang membaca buku--baik novel maupun buku non-fiksi--gue lebih banyak membaca sosial media karena dramanya lebih rame dan plot twist-nya lebih manstab (haiyah!). Tahun ini memegang rekor jumlah bacaan terendah gue sebagaimana terdaftar di Goodreads gue (eh kalau kalian punya akun Goodreads, add friend dong! Kan lumayan, bisa berbagi rekomendasi bacaan) yaitu 15 buku saja. Paling nambah 1 nanti kalau novel yang lagi gue baca sekarang bisa gue selesaikan.

Untungnya, dari 15 buku itu, gue masih menemukan bacaan yang berkualitas dan gue rekomendasiin banget! Genre-nya beda-beda: satu adalah mistery-family-romance, satu adalah fiksi sejarah, dan satu lagi romance yang amat sangat gue pengin nonton filmnya (kalau nanti dibuat--please!). Gue harap, rekomendasi gue ini bisa menjadi pilihan teman-teman juga.

So, here we go!!!





Walau nama pengarang Indonesia banget, aslinya novel ini berbahasa Inggris karena penulis tinggal di Singapura. Cerita Rainbirds sendiri nggak ada bau-bau Indonesia-nya sama sekali, malah ber-setting di Jepang dengan suasana Jepang banget. Kalau kalian suka nonton film Jepang, pasti ngerti maksud gue. Untuk hal ini, penulis gue acungi 2 jempol!

Secara garis besar, Rainbirds bercerita tentang Ren Ishida, mahasiswa nyaris lulus, yang menyelidiki kehidupan almarhum kakak perempuannya, Keiko, yang beberapa tahun sebelumnya memutuskan untuk hidup sendiri di kota lain berpisah dari Ren dan orang tua mereka. Ketika mendapatkan kabar kalau Keiko terbunuh, Ren segera berangkat ke Akakawa. Urusan dengan polisi membuat Ren harus tinggal di kota kecil itu untuk waktu yang cukup lama. Tanpa ia sadari, Ren pun malah masuk ke kehidupan Keiko: tinggal di rumah yang pernah disewa Keiko, bekerja sebagai guru menggantikan Keiko, dan menyusuri rahasia yang disimpan Keiko.

Kenapa gue rekomendasiin buku ini? Karena menurut gue, buku ini berhasil menampilkan dinamika kakak-adik dengan sangat realistis. Lewat kenangan Ren akan Keiko, kita akan melihat betapa baiknya Keiko menjaga adiknya, tapi di sisi lain juga betapa banyaknya rahasia yang Keiko simpan demi tidak menyakiti adiknya. Intinya, buku ini akan membuat kita merenung tentang hubungan kita dengan orang-orang yang kita cintai di sekitar kita: sudahkah kita mengenal mereka cukup dekat?


Minggu, 02 Desember 2018

Opini : Udah Tua Suka Kpop? So What???

Ceritanya tanggal 17 November yang lalu gue nonton konser Winner, EVERYDAY. YAAAYY!!! Akhirnya.... gila yaa.... one of my bucket list bangettttt!!!!! Dan di Jakarta pula! Aduh paling seneng deh udah nonton konser di negara sendiri ya, berasa tuan rumah. Kalo nonton di negara lain kan berasa cuma numpang nonton doang hahaha.

Anywaaaayy.... kali ini gue nggak mau cerita soal konser itu (yang keren banget, aselik!), tapi mau cerita tentang hal menarik dan lucu yang terjadi ke gue dalam perjalanan ke Tennis Indoor Senayan, sore sebelum konser Winner itu.

Bakal gue inget sampe gue jompo sebagai salah satu konser terbaik yang gue pernah datengin. Untung gue nggak gengsian. Hahahaha!

Jadi gue Sabtu, 17 November, itu masuk kantor dulu paginya. Supaya nggak kecapean karena rumah cukup jauh, gue nginep di daerah Glodok. Jadi pulang kantor gue check in dulu di Glodok, mandi, istirahat bentar, baru naik Transjak ke GBK. Nah, dalam perjalanan, gue duduk sebelahan sama satu cowok jangkung. Awalnya dia asyik dengerin musik di smartphone-nya (anggap aja musik yaa... gue ga denger), tapi tiba-tiba dia nanya:

Dia : "Mbak, kalo ke GBK turun di halte mana?"
Gue : "Di halte GBK, nanti turun pas di depannya."
Dia : " Kalo ke JCC deket dari situ?"
Gue : "Oh kalo ke JCC sebenernya deketan lewat halte Polda, tapi halte Polda lagi renov, jadi semua turun di GBK. Paling ntar setelah masuk, kamu jalan lurus aja deket Hotel Sultan situ."

Lalu dasar gue geblek ya... Gue malah nanya lebih jauh.

Gue : "Saya juga kebetulan mau turun di GBK sih. Btw mau ke acara apa?"
Dia : "WWC. Ibu *ho'oh IBU LHOOO!!!* mau ke sana juga?"
Gue: "Oh nggak, saya mau nonton konser."
Dia : "Konser apa? Di GBK juga?"
Gue : "Nggak, di Tennis Indoor. Konser Kpop, namanya Winner."
Dia : "Kpop? Maaf ya Bu, tapi orang seumuran Ibu masih suka Kpop?"

Gue mulai yang... Serius loe nanya gitu ke orang yang baru lo kenal dan bantuin lo nyari halte turun? tapi karena muka dia polos dan gue penasaran juga, maka gue lanjut tanya dengan lempeng aja.

Gue : "Emang kenapa dengan orang seumur saya suka sama Kpop?"
Dia  : "Yaa... biasa kan itu kesukaan anak-anak muda, yang demen teriak-teriak ngeliat cowok-cowok gitu... Kalo seumur Ibu biasanya kan udah di rumah ngurus anak..."


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...