Pages

Sabtu, 12 Mei 2018

Jalan-jalan ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Gue lagi nganggur beberapa hari Minggu yang lalu. Sesuatu yang jarang, karena biasanya gue latihan keroncong di gereja. Tapi karena jadwal pelayanan selanjutnya jatuh di hari kerja yang gue nggak bisa cuti, jadilah gue beristirahat dulu. Gue pikir Minggu ini gue bisa leyeh-leyeh di rumah. Siapa sangka, Bokap malah nyuruh gue nemenin ke bandara buat nganter tamunya pulang ke Taiwan. Maklum, Bokap males bawa mobil dan lebih milih naek bis bandara dan gue kan lebih jago ya soal pertransportasi-umuman. Jadi yaa sudahlah, let's go ke bandara!


Yang kami tuju hari ini adalah Terminal 3, terminal paling anyarnya Bandara Soekarno-Hatta, karena pesawat tamu bapak gue berangkat dari terminal ini. Buat gue pribadi, ini adalah pengalaman kedua gue setelah pas ke Singapore Maret lalu. Terminal 3 jadi terminal favorit gue karena desainnya yang simpel, membuat terminal ini kelihatan luas dan nggak ngebingungin dengan lorong-lorong kayak terminal lainnya dan... banyak tempat jajan. Hahahaha. Ketauan banget tukang jajan!

Kami pergi naik Gocar ke Pondok Indah Mal 2 dan langsung naik bis JAConnexion punya PPD buat ke bandara Soekarno Hatta. Tarifnya Rp 35.000 per orang dan lewat tol JORR. Jarak tempuh sekitar 1 jam. Bis ini sepertinya belum sepopuler Damri yang mangkal di Terminal Lebak Bulus karena bisnya masih sepiiii banget. Alhasil, ketimbang berhenti di semua terminal, si sopir nanya dulu penumpangnya pada turun di mana. Hari itu, semua penumpang turun di Terminal 3, jadi bis langsung ke Terminal 3.

Bis JAConnexion ini berangkat sejam sekali dari PIM 2, entah kalo dari mal-mal lain. Oiya, bis ini mangkalnya di mal-mal ya, kayak Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan, dll. Bisnya bersih dan ada wifi-nya. Kalau mau tau seputar bis ini, di-google aja yak. Informasinya banyak kok. Ketik kata kunci JAConnexion aja udah langsung keluar.

Jadwal bis JAConnexion. Liat jadwal paling malamnya tuh jam 8, kira-kira sampai bandara jam 9. Kalau kamu mendarat lewat dari jam itu, mending langsung cari taksi aja.
Gue dan Bokap naik yang jadwal jam 9 pagi, sampai di Terminal 3 jam 10 pagi. Hari Minggu sih yaa jadi nggak macet.

Nah sekarang soal Terminal 3, terminal favorit gue di Soetta. Gue heran, banyak yang bilang kalau bandara ini gede banget dan ngebingungin. Bahkan temen kantor gue yang lebih sering terbang daripada gue juga berpikir kayak gitu. Padahal sebenarnya nggak gitu-gitu amat deh. Gede iya, tapi ngebingungin nggak, karena dari ujung ke ujung tuh semua keliatan dan papan informasi serta kru bandara ada di mana-mana. 


Setelah turun di bagian keberangkatan internasional, gue menaruh tas untuk dicek, lalu masuk. Inilah pemandangan yang gue dapetin di dalam terminal kalo gue nengok ke sebelah kanan. Rangkaian counter check in dari berbagai maskapai. Untuk keberangkatan internasional pastinya, karena gue kan masuk di bagian internasional. Untuk domestik, masih terus jalan lurusssss....  Lambang dan nama maskapai jelas terpampang di atas counter. Tersedia juga alat untuk self check in. Jadi kalau kamu pergi nggak bawa bagasi, cuma tas yang bisa masuk kabin, kamu bisa self check in langsung di alat ini. Tapi kalau bisa web check in mending web check in aja biar nggak ribet dan bisa langsung masuk imigrasi yang ada di sebelah kiri pintu masuk.

Di sebelah kiri, ada Secure Bag alias tempat untuk membungkus koper kita. Jadi, kalau kamu takut koper kamu rusak selama penerbangan, kamu bisa ngebungkus koper kamu pake plastik di sini. Tapi bayar yaa..

Di depan mata, setelah kursi-kursi untuk menunggu dan juga beberapa display tanaman, kita akan disuguhi pemandangan berbagai macam restoran mulai dari Shaburi, Paper Lunch, Bakmi GM, sampai Starbucks. Ada juga mini market dan toko buku. Kebanyakan restoran menyajikan pemandangan ke landasan juga. Jadi sambil makan atau minum nunggu jadwal keberangkatan, kita bisa nontonin pesawat datang dan pergi.

Ini pemandangan dari Bakerzin, tempat gue makan kemarin. Seru juga ngeliatin pesawat mendarat dan lepas landas.
Bagian kedatangan tempat kita masuk adalah di lantai atas, sementara lantai di bawahnya cuma diperuntukkan untuk penumpang rute internasional yang udah check in alias punya tiket pesawat--kalo cuma nganter kayak gue nggak boleh masuk! Di bawah sebenarnya lebih keren lagi restoran dan toko-tokonya, tapi karena gue bukan penumpang, gue nggak bisa fotoin deh.


Untuk penumpang internasional, imigrasi ada di pojok kiri terminal. Ini mungkin yang membingungkan buat yang nggak pernah ke terminal 3, karena counter check in dan bagasi ada di sisi kanan sedangkan pintu akses ke imigrasi dan boarding gate ada di sebelah kiri. Tapi lagi-lagi, informasi cukup jelas kok, asal kita rajin baca.

Pintu check in keberangkatan internasional. Di dalam sini, kamu dan bawaan kamu bakal dicek, lalu pemeriksaan imigrasi, lalu menuju gate di lantai bawah. Perhatiin layar pengumuman, pesawatmu di gate berapa!
Di bawah, seperti gue udah bilang, tempat makan dan toko lebih wow! daripada di atas. Kalo mau baca cerita singkat gue tentang daerah ini, kalian bisa baca pos ini. Sama seperti di lantai bawah, di atas juga ada WC dan keran air minum. Sama bersihnya, cuma di atas ini lebih padat karena semua penumpang dan pengantar masih tumplek blek, nggak kayak di bawah di mana seluruh penumpang udah duduk di wilayah gate masing-masing. Pergi ke WC bisa jadi masalah karena antrenya puanjaaaaannnggg bok! Untungnya, berkat nanya-nanya sama cleaning service, gue dapet info soal wc yang kosong. Huwehehehe... Letaknya di dekat pintu keberangkatan internasional, masuk gang setelah toko Polo. WCnya sepi dan bersih! Oiya, buat kamu yang bawa banyak barang, tersedia tempat menaruh koper. Selain itu, di setiap WC ada tempat buat menaruh tas juga, jadi nggak perlu khawatir soal barang bawaan.

Tempat minum, ada di antara pintu WC. Tinggal pencet tombol di samping, air nanti mengucur. Kita tinggal mangap dehhh... WC ini penuuuh.... Antrenya panjang.
Kalo ini WC tersembunyi yang sepi. Patokannya adalah toko Polo, seberang mushola. Ada tempat taruh kopernya!!


 Itu cerita tentang bagian keberangkatan. Bagaimana dengan bagian kedatangan? Gue nggak punya fotonya sih karena waktu gue pulang dari Singapore badan udah capeee banget rasanya. Yang pasti, karena letaknya berada di bawah bagian keberangkatan (lantai 3) dan gate (lantai 2), luas gedungnya yaa sama aja gede banget. Cuma yang bikin lantai ini keliatan lebih menyiksa adalah karena lantai ini masih kosong, jadi kesannya kita harus jalan jauuuuuh banget. Meski sudah ada bantuan eskalator datar alias travelator, tetep aja kayaknya jauuuh banget. Untuk ini, petugas menyediakan mobil golf buat mengantar kita ke depan lebih cepat, tapi biasanya sih buat orang tua atau yang bawa barang banyak (CMIIW). Setelah berjalan, kita ada pemeriksaan cukai. Kalau kamu nggak punya kewajiban lapor apa-apa sih bisa mulus melenggang ke luar. Kalau waktu kedatangan kamu barengan sama kedatangan penerbangan lain, biasanya area ini rame dan ngantre. Tapi pengalaman gue sih antrenya nggak lama dan cukup tertib. Buat kamu yang punya bagasi, ambilnya juga di bagian ini, baru abis itu keluar.

Persis di luar bagian Kedatangan, ada antrean taksi. Kalau padat yaaa sabar-sabar aja ya. Di situ banyak kursi sih, bisa duduk dulu sambil merilekskan tubuh. Buat yang naik bis seperti gue, perjalanan kita belum berakhir, saudara-saudara! Kita masih harus jalan ke bagian domestik di ujung kiri karena bis Damri, JAConnexion, dll semua ambil penumpang di situ. Ayo olahraga!!! Di bagian yang sama tapi di lantai dua, ada stasiun sky train, yang bisa membawa kita ke Terminal 1 dan 2. Kabarnya, buat pengguna taksi, antreannya lebih bersahabat di dua terminal itu ketimbang di Terminal 3, jadi kalian bisa ke terminal tersebut dengan sky train ini dulu. Gratis!

Tempat nunggu bis, di area domestik.

Nunggu bis, karena gue naik JAConnexion yang perginya aja dari Pondok Indah Mal 1 jam sekali, berarti nongolnya juga 1 jam sekali, bahkan bisa lebih kalo macet. Kalau bis sebelumnya baru aja lewat, ya gue harus nunggu kira-kira sejaman lagi buat naik bis itu. Kalo naik Damri mungkin bisa lebih cepat. Kuncinya lagi-lagi apa? SABAR. Di daerah ini banyak kursi, bisa duduk-duduk dulu, WA-an sama mama, papa, pacar dll. Atau kayak gue, motret-motret trus nulis di blog deeh.... 

Bisnya gantian muncul. Mau naik yang mana hayooo? Btw itu eskalator persis ke stasiun sky train.
Dan akhirnya... Bis gue pun muncul. Gue dan bokap pun pulaaang.... ke PIM lanjut nge-Gocar sampai rumah.

Kesimpulannya gimana? 
Menurut gue, Terminal 3 ini sama sekali nggak ribet, malah mengasyikkan. Tapi yaaa pesan gue, rajin-rajinlah membaca petunjuk yang udah tersebar di mana-mana dan jangan ragu untuk bertanya ketika kamu bingung.
Untuk bagian Keberangkatan udah cukup baik, tapi bagian Kedatangan masih perlu dipercantik, supaya nggak terkesan kosong dan jauuuuh banget jalannya. Turun dari pesawat, kita pasti udah capek apalagi kalo flight-nya banyak turbulence yekaaan.... Ditambah perjuangan jalan jauh lagi bisa bikin emosi. Bawaan udah kepengin ketemu bantal di rumah kok ya malah disuruh olahraga lagi? Tapi gue percaya, seiring berlalunya waktu, semua akan menjadi lebih baik.

2 komentar:

  1. Saya belum pernah naik JAConnexion ini. Kalau ke bandara biasa naik Damri. Keren juga ya busnya. Soetta Terminal 3 saya juga belum lihat2, karena terakhir ya masih ke 2D apa ya rasanya. Kata murid yang udah ke sana memang keren banget sih ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. JAConnexion enaknya berangkat dari mal-mal, jadi enakan aja nunggu jadwal bis berangkat sama pas pulang. Di satu sisi, terminal 3 emang lebih modern dan fasilitas lebih oke (serba otomatis, lebih kayak mal) tapi di sisi lain kurang ciri khas Indonesianya. Hehe.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...