Pages

Jumat, 23 Maret 2018

Solo Trip Singapore 3D2N - Part 2 : Hi Singapore!

Akhirnya hari perjalanan!!!



Flight gue ke Singapore adalah flight siang, pukul 11.10 WIB, dengan Air Asia. Sengaja gue pilih jam segini karena jarak dari rumah ke Soekarno-Hatta lumayan jauh dan jalanannya nggak bisa ditebak. Emang sih sekarang ada tol JORR yang nyambung ke bandara, tapi tolnya suka macettttt....

Gue dianter bokap ke Pondok Indah Mal 2, karena mau naik bis JAConnexion alias bis bandara baru dari PPD. Bis ini baru, jadi mungkin belum banyak yang tau. Taunya masih Damri doang. Bis ini sama bagusnya dengan Damri, cuma harganya lebih murah. Kalau naik Damri dari terminal Lebak Bulus tiketnya Rp 40.000, kalau JAConnexion ini Rp. 35.000. Selain di PIM, bis-bis ini juga ada di beberapa mal. Emang spesialis mangkal di mal kayaknya. Bis ini berangkat setiap 1 jam, dan gue naik yang jam 7 pagi. Kepagian? Nggak juga. Seperti gue bilang, jalan ke bandara nggak ketebak. Better early than late, kan? Selain itu, Air Asia sekarang pindah ke Terminal 3, terminal baru yang katanya gede banget. Mungkin akan makan waktu buat nyari-nyari gate dsb.

Ternyata jalanan lancar. Jam 8 gue udah sampe bandara. HAHAHAHA! Terminal 3 ternyata nggak sebesar yang gue takutin. Malah, lebih simpel ketimbang Terminal 2 yang banyak lorongnya. Setelah masuk, kita bakal berhadapan dengan sebuah ruangan besar. Counter-counter maskapai bertebaran. Yang agak tricky, counter Air Asia ada di sebelah kanan ruangan sedangkan ruangan check in, imigrasi dsb di sebelah kiri. Untungnya, karena gue udah web check in via website Air Asia sehingga boarding pass udah di tangan dan gue gak bawa bagasi (cuma bawa 1 ransel dan 1 tas selempang), gue bisa langsung melenggang masuk imigrasi tanpa antre. Hehehehe. Tapi masuknya sih ntaran ajaaa.... Gue mending sarapan dulu.

Ada banyak restoran di Terminal 3 ini, tapi pilihan jatuh ke Bakmi GM (haha!) Bakmi GM punya tempat duduk menghadap ke landasan, jadi gue bisa nontonin pesawat lalu lalang sambil makan, mostly Garuda. Selesai makan gue ke WC yang antre bangeeeddd... Tapi WCnya bersih dan ada tempat buat naro tas, jadinya buat solo traveler kayak gue nyaman banget. Mbak cleaning service-nya juga ada di sana dan sigap ngebersihin WC setiap saat.

Di imigrasi, ransel, tas selempang, badan dicek. Buat wanita, pemeriksanya juga wanita. Ransel sempet dibuka dan dicek detail, tapi amaaan... Pas cek pasport gue cuma ditanya, "Pergi sendiri aja?" yang gue jawab singkat, "Iya", trus pasport dibalikin dan gue bisa lewat. Oiya, sedikit cerita tentang cairan. Buat naik pesawat, ada batasan pembawaan cairan yaitu kita harus menggunakan botol maksimal 100 ml dengan total volume seluruh botol yang dibawa nggak lebih dari 1 liter, semuanya ditaruh di tas/kantong transparan. Gue beli travel kit miniso buat bawa sampo, sabun cair, sabun muka, dan aloe gel. Selain itu, sikat gigi dan odol gue taruh di kantong plastik 1 kiloan. Semuanya gue taro di kantong depan ransel gue supaya mudah ditemukan dan diperiksa. Selain itu, gue juga bawa botol minum kosong buat gue isi di dalam karena Terminal 3 ini nyediain keran air minum kayak di luar negeri. Setelah lolos pengecekan, di ruang tunggu, gue gembok ransel gue supaya aman. Namanya juga solo traveler, semua harus aman terutama tas. Jangan sampe ada yang masukin barang terlarang ke tas gue pas gue meleng!

Travel kit ini berguna banget, harganya juga cuma Rp 29.500, murah!!

Air Asia yang mau gue naikin akan berada di Gate 5, jadi gue jalan ke sana. Gate 5 terletak di ujung. Terminal 3 besar siiih, tapi karena berupa satu ruangan besar, gue nggak bingung. Semua ada angkanya gede dan informasinya lengkap. Di setiap gate ada WC dan WCnya bersih karena sepi. Ada beberapa keran air minum juga. Seperti yang udah gue bilang, buat gue sih ribetan Terminal 2 ketimbang Terminal 3. Banyak toko dan restoran juga di daerah situ. Daaaan.... ini gue sebenernya pengin coba, tapi gue takut ketiduran dan ketinggalan pesawat: ada area kursi malas buat kita istirahat! WOW!

Pesawat gue ternyata delay 30 menit sehingga disalip sama Air Asia tujuan Manila. Selain delay, dia pindah gate juga ke gate di wilayah yang belum dibuka untuk umum. Oleh karena itu, semua penumpang dibawa naik bis ke sisi sana baru naik ke pesawat. Namun, sekali lagi, informasi cukup jelas. Televisi petunjuk langsung update informasi, ground crew juga informatif. Ngantre dikit buat naik bis nggak apa-apalah asal selamat, yekaaan?

Singkat cerita, pesawat terbang mulus. Gue nggak milih tempat duduk dan nggak pesan makanan, jadi gue duduk di tengah. Nggak apa-apa, masih bisa liat keluar jendela di sebelah kanan gue. Dan untungnya, karena sebelah gue adalah bapak-bapak muda yang bawel, cerita melulu ke anaknya yang ada di seberang lorong, gue jadi rileks dan fokus nguping cerita si bapak, padahal aslinya gue cukup parno naik pesawat. Makasih loh Pak. Pelajaran yang gue petik dari perjalanan ini adalah, bawah orang annoying pun bisa jadi membantu pada saat yang tepat. Jadi, mengucap syukur senantiasa ya!

DAN TIBALAH GUE DI CHANGIIII!!!!!

Muka senang setelah mendarat di Changi, sebelum bertemu Om Imigrasi yang jutek

Kamis, 22 Maret 2018

Solo Trip Singapore 3D2N - Part 1: Perencanaan

HUAAAIII!!!!

Akhirnya gue punya bahan buat ditulis di blog yang udah berdebu ini!!
Sebenernya bahan sih banyak ya, tapi guenya aja yang males. Hahahaha.



Kali ini gue mau bercerita tentang pengalaman solo trip gue ke Singapore tanggal 9-11 Maret 2018 kemarin. Solo dalam artian gue ngerencanain semua dan pulang-pergi sendiri. Masalah di sananya ternyata ketemu temen dan ikut agenda temen, yaaa anggap aja itu berkah perjalanan. Hahahaa.

Ceritanya, di tanggal 11 Maret gue ulang tahun. Seperti biasa, gue harus belajar satu hal baru di umur baru. Berkebun, nyoba belajar saham, dll merupakan contoh resolusi ulang tahun yang pernah gue lakukan. Perkara lanjut apa nggaknya, yaaa liat aja. Yang penting kan gue udah belajar sesuatu yang baru. Naaah, di tahun ini, solo trip adalah resolusi gue. Kenapa solo trip? Karena katanya dengan solo trip, kita jadi bisa lebih bertanggung jawab sama hidup kita dan kreatif menghadapi masalah yang menghadang, karena kita ga punya siapa pun di sebelah kita buat bantu. Hahahaha. Kesannya menantang banget ya? Padahal, apakah kenyataannya gitu? Nggak juga. Nanti bakal tau ceritanya deh.

Itinerary gue bukan itinerary orang yang nge-trip ke Singapore biasanya, karena ini sebenarnya kali ke-4 gue ke Singapore dan gue emang nggak menyasar wisata belanja, kuliner, atau tempat-tempat wisata yang lagi booming (kecuali Gardens by the Bay karena gue belum pernah ke sana). Gue berencana lebih santai dan berfokus ke area hijaunya Singapore. Singapore, walau negara kecil dan metropolis, juga jor-joran membangun taman lho, dan tamannya ini nggak main-main, sampai menyerupai hutan juga. Pada kunjungan gue di 2009, gue sampe yang ter-wow-wow banget sama Jurong Bird Park-nya yang super duper hijau dan... gue nggak ngerti sampai sekarang ya... burung-burung bisa bebas terbang di langit Bird Park-nya tanpa jaring atau pengaman apa pun tapi nggak kabur dari situ. Heran gue, kok bisa. Apa karena mereka puas sama makanan di bird park-nya ya, sampe betah gitu? Selain Jurong Bird Park, masih banyak tempat hijau lain seperti Southern Ridges dan Singapore Botanic Garden yang guedeee buanget dan terkenal sama National Orchid Garden-nya yang punya nama-nama anggrek dari tokoh-tokoh politik dunia. Itinerary awal gue yang gue rancang sendiri sebenarnya udah super santai dan yang pasti irit. Namun pada kenyataannya, banyak rencana gue meleset baik karena waktu maupun kekuatan kaki (lalala) tapi malah jadi lebih baik dari rencana gue karena gue dibantu dua temen gue yang permanent resident Singapore yang lebih ngerti Singapore--see? solo trip gue sangat tidak mandiri kan?--jadi.... gue share itinerary gue yang jadi kenyataan aja yaa...

INI ITINERARY GUE (YANG JADI KENYATAAN)

Jumat, 9 Maret 2018
Landing kira-kira jam 2 siang di T4 Changi
Makan siang di Changi Staff Canteen T2 yang katanya murah dan enak
Ke Bugis, Parkview Square alias gedung Batman, tempat kerja teman yang emang tourist spot dengan Atlas Bar-nya yang bergaya The Great Gatsby
Jalan-jalan ke daerah Raffles Place buat ngeliat keramaian di sekitar situ dan berakhir di Marina Bay Sands untuk ngeliat Spectra

Sabtu, 10 Maret 2018
Jalan pagi menyusuri Mount Faber-Henderson Wave-Southern Ridges dan makan pagi di Ikea Alexandra Rd.
Ke Gardens by the Bay terutama ke Flower Dome dan Cloud Forest
Ke Sri Mariamman Temple dan Buddha Tooth Relic Temple di kawasan Chinatown
Makan malam di Plaza Singapura Dhoby Ghaut bareng temen

Minggu, 11 Maret 2018
Beli oleh-oleh di Chinatown
Makan siang di Singapore Botanic Garden dan ke National Orchid Garden-nya
Masuk T4 Changi lebih cepat buat jalan-jalan di bagian Departure dan nonton drama peranakan trus pulang deh.
Pengin liat Supertree Grove di Gardens by the Bay serta kawan-kawannya. Sumber: http://www.gardensbythebay.com.sg 
The Halia, restoran yang populer di Singapore Botanic Garden. Sumber: https://www.sbg.org.sg

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...